Sabtu, 07 April 2012

Aku hanyalah manusia

 Dear diary,

Orang bilang manusia adalah mahluk yang paling sempurna di dunia ini. Panggil saja aku Farhan, dan mungkin bagi sebagian orang aku sedikit berbeda, tetapi aku tak merasa seperti itu. Aku sama seperti manusia-manusia yang lain yang dimana aku memiliki perasaan, perasaan untuk jatuh cinta serta kasih sayang. Tapi yang membuatku berbeda adalah aku bukanlah penyuka lawan jenis, tapi aku adalah penyuka sesama jenis. Hinaan, celaan serta di kucilkan pernah ku alami semuanya. Sedih rasanya, tapi mau bagaimana lagi, ini adalah hidup. Aku tak dapat berbuat apa-apa, aku terlahir seperti ini yang dimana bagiku ini adalah karunia Tuhan kepada umatnya.

Jatuh cinta, tentu saja aku alami selayaknya orang-orang. Ricky adalah pacar pertama ku, dia berbadan kekar dan tegas. Perkenalanku dengannya di awali ketika malam dimana ulang tahu teman ku, awalnya aku tak mengira jika Ricky sama seperti ku seorang gay. Yup, itulah sebutan orang-orang kepada kami, tapi apakah salah menjadi seorang gay?. Dengan mengalirnya pembicaraan dan akhirnya di ketahuilah bahwa itulah Ricky. Kami pun saling bertukar nomer telepon, jika malam minggu tiba dia mengajakku jalan. Selang beberapa minggu, dia memintaku untuk menjadi kekasihnya, bayangkan, siapa yang tak senang seorang Ricky memintaku untuk menjadi kekasihnya. Alhasil, aku pun menerimanya dengan rasa bahagia di hati. Sama halnya bagaikan pasangan normal, dimana ada pria dan wanita. Karena sifatku yang sedikit kewanitaan, maka aku menjadi sang ‘wanita’ dan dia adalah pria ku. Hubungan kami tak berjalan lama, entah karena dia sudah bosan akan tingkah ku yang selalu manja padanya atau karena dia menginginkan seseorang yang serius dalam suatu hubungan.

Kisahku dengannya berakhir begitu saja, dan aku pun harus menjalani hidup tanpanya. Kembali ke kehidupanku yang sendiri, seorang teman ku mengetahui bahwa aku adalah gay. Sontak, aku mendapat hinaan darinya, “Dasar gay, sampah masyarakat.” Ucapnya dengan nada kasar. Aku pun langsung lari ke kamar mandi, dan ku teteskan air mata karena ku tak kuasa menahan tangis. Yah, beginilah hidupku, selalu saja di cela dan di hina. Apakah mereka tak dapat memahami hidup ini?. Bagaimana rasanya jika mereka menjadi seperti aku ini dan mendapatkan hinaan seperti itu?. Aku tak dapat berbuat apa-apa, aku hanya mengelus dada. Oh hidup, pantaskah aku menyalahkan kehidupan ini?. Kembali lagi ke kisah cinta ku, kini ku bertemu dengan David. Berbeda dengan Ricky, dia kurang lebih memiliki sifat kewanitaan sama dengan ku. Perkenalan kami berlangsung ketika aku pergi ke sebuah night club. Yang aku suka darinya adalah matanya, serta sikapnya yang baik. Kami pun sering meluangkan waktu bersama, dan akhirnya kunyatakan cinta padanya. Hubungan kami mengalir bagaikan air dan dia pun dapat menerima sifatku yang manja ini. Yang aku tahu dia bekerja di sebuah perusahaan rokok, dan aku pun tak berani bertanya lebih details akan pekerjaannnya. Saat hari ulang tahunku dia memberikan sebuah hadiah yang tak dapat ku lupa yaitu candle light dinner, dan selepasnya tak terlupa ku ucapkan terima kasih dan ku peluk dirinya. Setibanya di rumah, aku masih terbayang-bayang akan hal yang baru kulalui, sungguh indah. David sungguh mengerti diriku dan mencintai ku apa adanya. Terkadang aku merenung, mengapa aku terlahir sebagai pria tetapi jiwa ku adalah wanita?. Mungkin itu sudah takdir dari-NYA. David selalu saja membuatku bahagia, terkadang dia memberiku hadiah yang selalu saja tak dapat ku lupa. Setiap hari anniversary kami dia selalu berkata, “Sayang, aku selalu mencintaimu.” Itulah katanya padaku. Mungkin dia tipe yang romantis bagiku, sikapnya yang membuatku bahagia serta kasih sayangnya yang besar bagiku.

Percintaan itu tak selalu mulus, harus ku sadari itu. Saat itu dia marah besar karena aku jalan dengan teman pria ku yang lain, padahal itu hanyalah seorang teman tak lain dan tak lebih. Yah, itulah dimulai kerikil-kerikil dalam percintaan kami. Entah mengapa, dia menjadi pencemburu sekali pada ku, dia lebih over protektif.  Aku tahu, kita harus siap menerima resiko dalam percintaan dan inilah resikonya dimana kita harus siap untuk terluka. Rasa tak nyaman akan sikapnya mulai menghantui ku yang selalu saja terbayang-bayang. Kami pun jarang meluangkan waktu bersama karena hubungan kami tak seperti dulu lagi. Yah, tibalah pada malam itu, malam dimana dia memutuskan ku tanpa alasan yang jelas. Aku pun sangatlah sedih, karena aku menemukan sosok yang aku cari dalam dirinya. Minggu berganti minggu, dan  akhirnya ku tahu siapa David itu sebenarnya. Seorang temanku bercerita bahwa David itu adalah ‘Kucing’, dimana ‘Kucing’ yang di maksud disini adalah sebutan untuk seorang PSK pria. Aku pun kaget setengah mati mendengar katanya di tambah lagi selama ini dia berbohong, ternyata itulah pekerjaan David yang sesungguhnya. Oh Tuhan, mengapa jalan hidup ini kadang terasa berat untuk di lalui?. Keluh ku pada Tuhan akan hidup ini.

Yah hidup oh hidup, seluruh teman ku akhirnya mengetahui siapa aku. Dan mereka pun mengucilkan ku, karena aku seorang gay. Mungkin mereka tak bisa menerima seorang gay, tapi waktu mengubah segalanya. Perlahan mereka dapat menerimaku kembali, mungkin mereka telah mengerti bahwa aku sama dengan mereka hanya saja jiwa ku yang berbeda. Bagi sebagian orang, orang seperti aku ini di anggap negative karena kenyatannya aku adalah bagian minoritas yang artinya orang seperti ku hanyalah sebagian kecil dan mungkin masih susah untuk mayoritas menerima keberadaan orang seperti kami. Di malam itu, ku merenungkan akan semua yang terjadi serta kejadian-kejadian yang ku alami.

Apakah aku salah terlahir sebagai manusia?
Apakah aku terlalu hina untuk menjadi manusia?
Apakah aku tak pantas akan kehidupan ini?
Apakah aku salah memiliki rasa cinta dan kasih sayang?
Aku ini hanyalah manusia yang memiliki perasaan, perasaan yang sebagaimana mestinya manusia.
Aku hanya ingin menikmati hidup ini, hidup yang harus aku syukuri.
Aku terlahir seperti ini, dan inilah jalan hidupku.

Aku terkadang heran, apa yang salah dalam diriku ini apakah salah menjadi seorang gay?. Mengapa untuk mereka yang bukan seperti diriku ini sangat sulit untuk menerima sesosok seperti diriku?. Ricky dan David, adalah sosok yang akan aku ingat selamanya biar bagaimana pun mereka pernah menjadi bagian dari kisah hidupku dan aku berterima kasih kepada mereka atas apa yang aku dapat dari mereka dan aku selalu teringat akan hinaan dan celaan dari para mayoritas dan awalnya aku memang tak dapat menerimanya dan pastilah rasa sedih akan hal itu. Tapi aku tahu, inilah hidup dan beginilah hidup, ada suka dan duka. Kehidupanku mungkin berbeda dengan yang lain, tapi aku hanya manusia. Cobalah untuk menghargai, menghormati serta menerima orang seperti aku ini di dalam mayoritas masyarakat. Kami hanyalah minoritas yang mencoba berbaur dengan mayoritas.

Farhan,

by GaWi

1 komentar:

  1. Yang terpenting bagi seorang manusia adalah tidak merugikan kehidupan orang lain. Kalau seseorang menjadi gay dan dicela atau dicemooh oleh orang lain, biarkan saja, orang lain tidak seharusnya menghakimi. Hanya Tuhan yang berhak untuk itu!

    BalasHapus

Gwe-Store