1. Bersikap Tegas. Apakah Anda tahu, kepada siapa pertama kali Anda harus bersikpa tegas? Pada diri sendiri. Karena di sinilah sumber terbesarnya. Berkelit dari orang lain jauh lebih mudah dibandingkan berkelit dari diri sendiri. Anda harus dari awal meyakinkan diri bahwa hubungan ini tidak berujung kemanapun. Cinta memang bisa datang kapan saja, pada siapa saja. Tidak harus dengan “bapak itu”. Jika Anda sudah bisa bersikap tegas, mengatakan perasaan, barulah Anda bisa maju ke tahap berikutnya, yaitu bersikap tegas kepadanya. Selalulah konsisten dengan pernyataan “Ya” dan “Tidak” yang sudah Anda ucapkan, jika sekali Anda mengatakan “Tidak”, maka tetaplah bertahan dengan itu. Sikap tegas Anda akan membuatnya gentar dan mundur teratur.
2. Berusaha Membisu. Langkah berikutnya, jagnan membuka atau terbuka dengan komunikasi. Lupakan telepon, SMS, atau sekedar chit-chat di wilayah publik. Jadilah si bisu baginya. Ketika Anda berjumpa dengannya di lift kantor, misalnya, tersenyumlah. tapi tak perlu membuka kesempatan untuk bicara. Jika dia bertanya, jawablah secukupnya. Lakukan hal tersebut sebagaimana Anda menjawab pertanyaan rekan kerja yang lain dan lakukan sambil tersenyum, tanpa perlu pasang muka perang. Sikap Anda yang membisu, namun tetap tersenyum, akan membuatnya merasa terpagari. Anda makin terlihat untouchable.
4. Menghubungi Pasangannya. Bila dia menelpon berkali-kali karena Anda tidak mengangkat teleponnya, maka hubungilah dia kembali. Tapi jangan menghubungi ponselnya. Hubungilah telepon rumahnya atau handphone pasangannya. Kalau perlu, hubungi rumahnya ketika sudah bersama istrinya. Habit seperti ini akan membuatnya kapok menghubungi Anda lagi. Anda pun akan bebas dari ‘teror teleponnya’.
5. Mencari Pasangan. Selama dia tahu Anda masih sendiri, maka dia akan selalu melihat harapan. Karena itu, jika Anda berminat, carilah orang lain. Masih ada begitu banyak manusia berkualitas di luar sana (dan single!) yang akan mencintai Anda dengan tulus. Jika Anda belum berminat punya pasangan lain, bersikaplah Anda sudah punya pasangan ketika berada di depannya. Entah menceritakan seseorang lelaki tau sesekali memperlihatkan diri sedang bersama orang lain (ajaklah sahabat laki-laki Anda)
6. Lebih Mandiri. Selama ini dialah yang mengatar jemput Anda, bahkan mungkin Anda kesulitan mengenali kantor klien karena biasanya dia yang mengantar. Mulai sekarang, Anda harus lebih mandiri.
7. Mentor Lain. Dia adalah mentor Anda. Dialah temapt Anda bertanya dan berkeluh kesah. Dan Anda merasa, hanya dia yang mengenal diri Anda dengan baik. Jangan Salah! Lelaki atau perempuan sekaliber dia masih banyak. Mereka belum Anda temukan karena Anda sibuk dengannya. Mulai sekarang, carilah mentor baru. Dia bisa jadi bos Anda, teman di ruangan lain atau malah ayah/ibu Anda (sudah berapa lama Anda tidak minta pertimbangan mereka?)
8. Kembangkan Diri. Sekaranglah saat yang tepat untuk mencari tahu. Anda ingin mengembangkan diri di bidang apa. Buatlah rencana, lalu susun menjadi program kerja. Misalnya, Anda mulai mendaftar seminar/kursus atau apapun yang bisa mendukung perkembangan diri Anda. Atau, sekarang Anda jadi lebih enteng mendaftar ikut beasiswa keluar negeri. Banyak hal menarik diluar sana, dengan target yang jelas, tujuan yang terlhat, dari pada bercapek-capek dengan “bapak itu”.
9. Daftar “Dosa”. Masih kesulitan melupannya? Masih menangis “meraung-raung” bila mengenangnya disaat sendirian di dalam kamar? Silahkan Adna membuat daftar “dosa”. Buatlah daftar keuntungan bila Anda bersamanya. Setelha itu susunlah daftar kerugian bisa Anda masih juga bersamanya. Tentunya akan lebih panjang.Terakhir buatlah daftar keburukannya, ini akan makin menguatkan Anda untuk tidak lagi berurusan denganya.
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar