Minggu, 29 Mei 2011

Cepat berlalu


Ingin berlalu, yup, itulah yang sebagian kita inginkan. Sesuatu untuk cepat berlalu, namum ada juga sesuatu yang tak ingin berlalu. Kebahagiaan, itulah yang sebagian dari kita meminta agar kebahagiaan itu tak cepat berlalu.  Ada kebahagiaan tentu ada kesedihan, dan itulah hal yang kita ingin cepat berlalu. Lantas bagaimana dengan umur? Maukah umur cepat berlalu atau tidak?, bagaimanapun umur terus berjalan. Bagaikan sebuah baterai, dimana awalnya penuh dengan power, namun lama-lama mulai berkurang dan berkurang.

Cepat berlalu, adakah cinta yang abadi?, adakah cinta yang kuat terhadap waktu?. Cinta, ada yang ingin cepat berlalu ataupun tidak. Kepercayaan, mungkin itu yang di butuhkan cinta, apalah arti semua itu kalo gak ada kepercayaan. Cinta, apakah kita membutuhkannya?, bisa iya, bisa tidak, tapi apa jadinya tanpa cinta?, hampa?, itu adalah hal yang biasa. Yang lebih sadis adalah pembunuhan, kok bisa?, perang adalah akibatnya cinta yang hilang. Coba kalo kita sesama manusia bisa saling mencintai, mungkin tak aka nada perang. Perang tanpa hal yang jelas, dengan embel-embel ‘agama’.

Entah apa yang ada di pikiran kita sebagai manusia sekarang ini. Isinya hanya kepentingan diri sendiri, rasa berbagi terhadap sesama seolah hilang. Apakah kita ingin waktu cepat berlalu?, bayangkan aja kalo kita hidup 1000 tahun lamanya, akankah menjadi berkah atau siksaan?. 

Cepat berlalu, masa-masa kita, dari lahir hingga mati, maukah kita mempercepat hingga di ujung kematian kita?. Masa-masa bahagia, sedih, maukah kita mempercepat itu semua?, lantas apa yang kita dapat dari hidup ini kalo semua bisa di percepat?.

Cepat berlalu, itu yang kita harapkan jika dalam posisi terpuruk kita. Seakan ingin semuanya cepat berubah maju kedepan. Wuttttsss, cepat dan cepat dan stop dan play, itu yang akan kita lakukan jika mulai kelihatan kejadian yang menyenangkan.

Tak usah cepat berlalu, suka-duka campur aduk. Mungkin itulah hal yang sebenarnya, tak usah di percepat atau di perlambat. Apa pun itu, kita harus menghadapinya, jangan lari dari kenyataan, kalo kita punya remote kehidupan yang bagaikan remote DVD, kita tak akan pernah tau arti hidup yang sesungguhnya. Kita tak pernah merasakan rasa bahagia yang mendalam dan keterpurukan, kita tak dapat menikmati hidup ini. Bagaimanapun hidup ini, selalu bersyukurlah pada-NYA.

By GaWi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gwe-Store