Sabtu, 21 Mei 2011

Tinta kegundahan


Tinta kegundahan

Penyesalan, yah hanya itu yang tersisa. Hari-hari denganya, tawa-candanya, semua itu kini hanya baying. Tapi mau bagaimana lagi, inilah hidup, dimana ada menang dan kalah. Teringat saat itu pertama kali bertemu dengannya, sinar matanya yang bersinar memancarkan sinarnya langsung kea rah hati ini.
Terus berputar, itu adalah waktu, kita tak dapat menghentikan waktu. Apa yang kita takut kan? Kehilangan seseorang, itulah yang sebagian dari kita takutkan. Yang harus selalu di ingat adalah, kita ini tak abadi, tubuh kita ini hanya “pinjaman” dari sang kuasa.

Cinta, itulah yang sebagian dari kita rasakan. Apa jadinya dunia tanpa cinta? Cinta itu seolah menjadi penerang dalam kehidupan ini, cinta seolah dapat merubah batu menjadi emas. Cinta, terkadang seseorang harus mengalah demi cinta untuk membahagiakan orang yang kita cinta. Ke egoisan, itulah yang terkadang ada dalam cinta, ke egoisan untuk melupakan orang yang dekat dengan kita, ke egoisan yang ingin di mengerti tapi tak mau mengerti orang lain, itulah ke egoisan cinta.

Namun apa yang terjadi jika cinta telah pergi?, penyesalan menghampiri kita. Bagai rumus fisika, ada sebab ada akibat, terkadang karena kita terlalu mencintai seseorang, rasa penyesalan akan jauh lebih besar.
Apa obat dari penyesalan? Mungkin tak akan ada obatnya. Cinta, apa sih rasa cinta itu?, manis, asam, pahit, mungkin itulah cinta. Namun bagaimana dengan rasa penyesalan?, mungkin pahit pada awalnya, tapi dengan waktu yang terus berjalan, penyesalan itu menjadi kekuatan dari diri kita. Penyesalan bukan untuk di tangisi, tapi untuk di hadapi. Penyesalan adalah “guru” dari kehidupan kita, jangan sampai jatuh ke lubang penyesalan untuk ke-dua kalinya atau entah keberapa kalinya.

Penyesalan dan cinta, jatuh dan bangun, yup, selalu saja berlawanan. Orang takut jatuh cinta, mungkin wajar, karena mungkin ada rasa sakit hati, kecewa, dan sebagainya akan cinta yang lama. Atau mungkin orang yang takut akan jatuh cinta adalah seorang pecundang?, seorang pecundang yang takut untuk tersakiti.
Resiko, yup, kita harus berani menerima resikonya. Siap untuk jatuh cinta, siap pula untuk merasakan rasa sakit hingga suatu penyesalan. Bisakah kita belajar dari cinta?, apa akibatnya jika cinta telah menguasai kita?, akan lebih baik atau buruk?, itu tergantung kita masing-masing gimana menyikapinya. Lantas apa resiko dari penyesalan?.

Sanggupkah kita tanpa cinta?, seandainya cinta itu dapat bicara, “permisi, aku cinta, aku akan singgah di hatimu.”, atau “aku cinta, sudah siapkah kau menerimaku apa adanya dengan semua resiko?”. Cinta oh cinta, “Jika aku perangko, kamu amplopnya.”, “Jika aku api, kamu airnya.”, “Jika kamu nasi, aku garamnya.”, manakah cinta yang kita cari?, “Kalo aku bunuh diri, mau gak temenin aku bunuh diri?.”, lantas si pasangan menjawab, “Bunuh diri aja sendiri.”, itukah cinta?yang katanya rela melakukan apa pun?.

Yah, lembaran demi lembaran, yang dulunya putih bersih, kini semakin penuh terisi oleh tinta-tinta kehidupan tentang cinta. Masa lalu hanyalah sebuah masa lalu yang tak dapat di putar balik kan. Penysalan akan masa lalu, jadikan lah sesuatu yang dapat membuat kita jauh lebih baik, jangan selalu melihat masa lalu dan selalu di kuasai masa lalu. Tak ada yang melarang akan sebuah masa lalu, tak ada yang melarang akan datangnya cinta, namum kebanyakan dari kita melarang akan datangnya penyesalan. Itulah kita, manusia, yang kadang hanya ingin bahagia, senangnya saja, giliran duka, sedih, kita tak bisa/tak mau menerimanya, seolah di asingkan. 

Ingatlah, semua apa yang terjadi dalam hidup kita ini pastilah ada sebuah hikmahnya. Tak mungkin tak ada hikmahnya, sang kuasa selalu memberikan pelajaran berharga pada kita, karena DIA ingin yang terbaik untuk umatnya.

Akhir kata, bangkitlah dari suatu penyesalan/masa lalu. Jika kita terus merana dan merana, kapan kita akan bangkit?, kapan kita menjadi sosok yang lebih baik?. Untuk siapa pun yang menyesal akan perjalanan cintanya, terimalah itu apa adanya, sepahit-pahitnya. Orang lain tak dapat merubah penyesalan kita/masa lalu kita, karena yang dapat merubah/memperbaiki itu semua hanyalah kita, diri kita yang menjalankan kehidupan ini. Sayangi dan cinta pasangan kita apa adanya, jangan sia-siakan mereka sebelum penyesalan itu dating. Rawat lah mereka dengan baik dan selalu ikuti kata hatimu, orang mau bicara apa terserah, mau mengasihanimu, merendahkanmu, dan sebagainya. Mereka tak dapat memasuki “dunia/kehidupan” kita, buatlah “buku” kehidupanmu yang menarik.

Je t’aime.
21-05-2011, 00:17 by Gawi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gwe-Store